A. SEJARAH TOKOH
Paul t. Costa, jr.
Paul t. Costa lahir di franklin new hampshire pada 28 April tahun 1942. Dia dan robert mccrae mulai berkolaborasi
pada tahun 1976. Dia menerima gelar sarjana psikologi nya dari universitas
clark dan gelar dokter di human development universitas chicago. Setelah posisi
akademik nya di harvard dan universitas massachusetts di boston, dia
bergabung dengan nia untuk meresmikan stress and coping section. Dari
tahun 1985 sampai 2009 ia adalah kepala laboratorium kepribadian dan kognisi
(sekarang laboratorium behavioral neuroscience). Minat penelitiannya termasuk
pengembangan dewasa, penilaian kepribadian, dan penyakit alzheimer.
Robert r. Mccrae
Robert r. Mccrae lahir di maryville, missouri pada
tahun 1949, anak bungsu dari 3 bersaudara. Adalah seorang psikolog kepribadian
yang melakukan penelitian penuh di program intramural dari national institute
on aging. Minat penelitiannya termasuk struktur kepribadian, penilaian, dan
umur pengembangan; pengaruh ciri kepribadian terhadap kesehatan mental dan
kesejahteraan, dan universalitas lintas budaya dari ciri kepribadian. Dia
menerima gelar ba dalam bidang filsafat dari michigan state university dan
gelar ph.d di psikologi kepribadian dari universitas boston.
B.
DEFENISI KEPRIBADIAN
Paul
T.Costa. Jr
Kepribadian merupakan penentu penting
dari cara-cara orang menghadapi stres.
Robert
R.McCrae
Kepribadian adalah dimensi perbedaan
individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari pikiran,
perasaan, dan tindakan.
C.
STRUKTUR
KEPRIBADIAN
Adalah
suatu aspek kualitas yang relative stabil yang membedakan antar individu.
1. Unit
analisis yaitu variable dasar untuk memahami kepribadian yang terdiri dari
traits, type dan system kepribadian.
a. Traits
adalah respon yang konsisten pada berbagai situasi
1.
Neuroticism = menilai penyesuaian vs
ketidakstabilan emosional. mengidentifikasi
individu rentan terhadap tekanan psikologis, ide realistis, keinginan yang
berlebihan atau dorongan.
2.
Extraversion
= menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan stimulasi dan kapasitas untuk kesenangan.
3.
Openness
= menilai pencarian proaktif dan apresiasi pengalaman
untuk kepentingan diri sendiri, toleransi
untuk dan eksplorasi asing
4.
Agreeableness
= menilai kualitas dari satu orientasi dalam diri sepanjang rangkaian kesatuan
dari rasa iba sampai antagonis di dalam pikiran, perasaan dan perbuatan.
5.
Conscientiousness =
menilai tingkat organisasi individu, ketekunan dan motivasi dalam tujuan yang
diarahkan oleh perilaku. kontras diandalkan,
orang cerewet dengan
mereka yang lesu dan
ceroboh.
b.
Type
adalah traits yang dikelompokkan dalam karakteristik tertentu. Terdapat 2
karakteristik trais yaitu
1. Karakteristik berdasarkan skor tinggi
-
Neuroticism
= khawatiran, gugup, merasa tidak aman, tidak sesuai, emosional dan suka
bersedih tanpa alasan.
-
Extraversion
= supel, aktif, banyak bicara, suka berorientasi, fun-loving, memiliki kasih
sayang.
-
Openness
= memiliki rasa ingin tahu, aneh, ketertarikan yang besar, kreatif,alami,
imajinatif, modern.
-
Agreeableness
= berhati lembut, baik hati,
saling percaya, penolong, pemaaf, mudah tertipu,jujur
-
Conscientiousness
= terorganisi, dapat diandalkan, pekerja keras, disiplin diri, tepat waktu,
teliti, rapi, tekun dan ambisius.
2. Karakteristik
berdasarkan skor rendah
-
Neuroticism = tenang,
santai, tidak emosional, tabah, aman, puas diri
-
Extraversion = pendiam,
sederhana, pemurung, penyendiri, focus pada tugas, pemalu
-
Openness =
konvensional, rendah hati, memiliki kepentingan yang sempit, tidak artistic dan
tidak analitik
-
Agreeableness = sinis, kasar, curiga, tidak
kooperatif, dendam, kejam,
pemarah, manipulative
-
Conscientiousness
= tidak ada tujuan, tidak dapat diandalkan,pelamas, ceroboh, teledor,
lalai,berkemauan lemah, hedonistic.
c. System
adalah kumpulan berbagai bagian-bagian yang saling berkaitan dalam menghasilkan
suatu fenomena perilaku.
2. Hirarki
= struktur kepribadian
Setiap
big five factor terdiri dari enam aspek yaitu
a. Neuroticism
= kecemasan, kesadaran diri, depresi, kerentanan, impulsive, marah yang menuju
pertengkaran
b. Extraversion
= mudah bergaul, tingkat aktivitas, ketegasan, pencari kesenangan, emosi
positif, kehangantan.
c. Openness
to new experience = berkhayal, suka keindahan, perasaan, ide, perlakuan,
martabat.
d. Agreeableness
= jujur, percaya, lebih mementingkan kepentingan orang lain, kesederhanaan,
lembut pikiran, kerelaan.
e. Conscientiousness
= orang yang disiplin, patuh, kompeten, tertib, mempertimbnagkan, prestasi
berjuang.
D.
DINAMIKA
KEPRIBADIAN
Menurut Allport sifat merupakan unit
dasar dari kepribadian. Ia berpendapat bahwa sifat itu ada dan berkedudukan di
sistem saraf. Allport dan tokoh big Five lainnya mempresentasikan disposisi
kepribadian umum yang menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu
situasi ke situasi yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain.
Dinamika Proses Kepribadian dalam
teori Big Five pada dasarnya berkembang melalui teori kepribadian Eysenck dan
Cattell. Baik teori Eysenck maupun Cattell memiliki asumsi yang sama tentang
karakteristik alamiah sifat kepribadian dan kegunaan analisis faktor dalam
mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga tokoh pendekatan trait
terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisa mengenai jumlah dan
dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian.
Melalui pendapat tersebut big five
personality mulai ditemukan. Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg.
Mula-mula hanya ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism,
extraversion, openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa
dan Robert R McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima trait
yang sesuai dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu agreeblesness
dan conscientiousness.
E.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN
Latar belakang nature dan nurture sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang yakni menyebabkan hasil respons yang berbeda pada setiap stimulus atau
tindakan yang dilakukan kepadanya. Hal ini melahirkan sifat-sifat yang membedakan satu
individu dengan yang lain yang disebut dengan traits. Traits didefinisikan sebagai suatu dimensi yang
menetap dari karakteristik kepribadian yang membedakan antar individu. Saat ini para peneliti, khususnya generasi
muda, menyetujui teori trait yang dikelompokkan menjadi 5 besar dengan dimensi bipolar (John, 1990; Costa & McCrae, 1992 dalam Pervin & John,2001) yang disebut dengan Big Five.
Big
Five ini dilakukan dengan metode pendekatan yaitu teori traits yang merupakan sebuah model untuk mengidentifikasi trait-trait dasar yang diperlukan untuk menggambarkan suatu kepribadian itu sendiri. Pendekatan
pertama berdasarkan self rating pada trait kata sifat tunggal, seperti talkactive,
warm, moody, dan
sebagainya . Pendekatan kedua berdasarkan self
rating pada item-item kalimat, seperti hidupku seperti langkah
yang cepat (Larsen & Buss, 2002). Lewis R.
Goldberg telah melakukan penelitian secara sistematik dengan menggunakan
trait kata sifat tunggal. Taksonomi Goldberg telah diuji dengan menggunakan
analisa faktor, yang hasilnya sama dengan struktur yang ditemukan oleh Norman
tahun 1963. Menurut Goldberg (1990 dalam Larsen & Buss, 2002), big five terdiri
dari:
a. Surgency atau extraversion
b. Agreeableness
c. Conscientiousness
d. Emotional Stability
e. Intellec atau Imagination
F. PERUBAHAN
PERILAKU
Skala Trait
|
Karakteristik skor tinggi
|
Karakteristik skor rendah
|
Extraversion
Mengukur kuantitas dan itensitas dari
interaksi interpersonal, tingkatan aktivitas, kebutuhan akan dorongan, dan
kapasitas dan kesenangan.
|
Mudah menyesuaikan diri dengan
lingkungan social, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesame,
optimis, fun loving, affectionate.
|
Tidak ramah, bersahaja, suka
menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.
|
Agreeableness
Mengukur kualitas dari apa yang
dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan terhadap orang lain.
|
Lembut hati, dapat dipercaya, suka
menolong, pemaaf, penurut.
|
Sinis, kasar, curiga, tidak
kooperatif, pedendam, kejam, manipulative.
|
Neuroticism
Menggambarkan stabilitas emosional
dengan cakupan-cakupan perasaan negative yang kuat termasuk kecemasan,
kesedihan, irritability dan nervous tension.
|
Tenang, santai, merasa aman, puas
terhadap dirinya, tidak emosional, tabah.
|
Cemas, gugup, emosional, merasa tidak
aman, merasa tidak mampu, mudah panik.
|
Openness
Gambaran keluasan, kedalaman,dan
kompleksitas mental individu dan pengalamannya.
|
Ingin tahu, minat luas, kreatif,
original, imajinatif,untraditional.
|
Konvensional, sederhana, minat sempit,
tidak artistic, dan tidak analitis.
|
Conscientiousness
Mengukur tingkat keteraturan seseorang,
ketahanan dan motivasi dalam mencapai tujuan. Berlawanan dengan
ketergantungan, dan kecenderungan untuk menjadi malas dan lemah.
|
Teratur, dapat dipercaya, pekerja
keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun.
|
Tidak bertujuan, tidak dapat
dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono, tidak disiplin,
keinginan lemah, suka bersenang-senang.
|
G.
ISU-ISU PENTING
1.
Free
will VS Determinism
Menurut cattel perilaku
manusia lebih mengarah ke arah determinsm dibandingkan free will. Ini artinya
sifat manusia manusia lebih cenderung dibatasi daripada bebas atau tidak
terbatas. Cattel menyatakan bahwa
untuk perilaku yang dianggap dapat diprediksi, maka harus ada konsistensi dalam
kepribadian. Prediksi terhadap prilaku manusia akan sulit dilakukan jika
terdapat spontanitas dalam perilaku manusia. Jika manusia melakukan segala hal
dengan spontan atau tidak terbatas, maka akan sangat sulit untuk memprediksi
perilaku. Oleh karena itu, Cattel beranggapan sifat-sifat manusia lebih
cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada prilaku yang free will
(tidak terbatas).
- Nature VS Nurture
McCrae dan costa merupakan pendukung “Nature” terkuat.
Mereka mengklaim bahwa kepribadian sangat ditentukan oleh warisan biologis
(Nature), sedangkan lingkungan (Nurture) hanya memberikan sedikit efek.
Anggapan mereka adalah, “sifat kepribadian merupakan disposisi endogen yang
mengikuti jalur intrinsik perkembangan yang secara esensial independen dari
pengaruh lingkungan. McCrae dan costa menyatakan adanya pendewasaan intrinsik
dalam kepribadian. Sifat merupakan ekspresi biologi manusia. Mereka dinyatakan
tidak terpengaruh oleh lingkungan, lingkungan hanya memberikan sedikit pengaruh
pada masa depan seseorang. Namun, di
sisi lain Cattel beranggapan bahwa baik nature (faktor keturunan) maupun
nurture (lingkungan sosial) sama-sama memberikan kontribusi yang sama dalam
mempengaruhi kepribadian seseorang. Penelitiannya
telah menunjukkan dampak kuantitatif dari faktor
keturunan dan lingkungan terhadap berbagai sifat.
- Past VS Present
Menurut Cattel, baik pengalaman masa lalu (past experiences) dan
peristiwa-peristiwa yang baru (present experience), keduanya sama-sama
mempengaruhi kepribadian seseorang. Bagi Cattel, pengalaman masa kanak-kanak
memang berpengaruh, namun ini tidak menutup kemungkinan seseorang untuk dapat
memodifikasi kehidupannya di masa mendatang.
- Uniqueness VS Universality
Dalam
teori big five, dikatakan memiliki Uniqueness karena mempunyai trait dengan
keunikannya masing-masing. Dan setiap trait ini juga mempunyai ciri atau
facetnya masing-masing. Dikatakan universal adalah karena menurut teori ini,
kelima trait ini dimiliki oleh semua individu. Universality ini merupakan ciri kepribadian secara umum, dan
menjadi acuan dalam menentukan, mengidentifikasi kepribadian tiap individu. Cattel berpandangan bahwa
uniqueness dan universality memiliki posisi yang seimbang. Tidak ditemukan
ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya dan ciri sifat
unik (uniqueness) yang biasanya menggambarkan setiap individu.
Dalam
teori ini, equilibrium dan growth memiliki posisi yang seimbang. Disini tidak
terlalu banyak dijelaskan bagaimana teori ini memberikan keterangan tentang
keseimbangan dan pertumbuhan dalam hidup manusia dengan pembentukan
kepribadian. Dimana, keseimbangan dan pertumbuhan ini melibatkan kepentingan
dan akhir dari tujuan hidup manusia. Tetapi,McCrae dan Costa yakinsetiap orang
memiliki level tertentu dari masing-masing five factor, kemudian akan
mempengaruhi pengalaman dan perkembangan kepribadian psikologis.
- Optimistic VS Pessimistic
Optimism
adalah kepribadian manusia sangat positif dan penuh harapan. Awalnya menurutCattel, dia sangat optimis tentang adanya suatu kemampuan
dalam setiap orang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Cattel
memperkirakan bahwa manusia seharusnya memiliki kesadaran besar untuk
mengontrol lingkungan hidupnya. Ia mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan
intelegensi manusia bersamaan dengan perkembangan kehidupan komunitas yang
lebih ramah sebagai kreatifitas warga negara yang menduduki suatu tempat. Pada
kenyataannya, harapan Cattel tersebut tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus
percaya bahwa sifat perilaku manusia dan masyarakat mengalami kemunduran.
H. ASSESMENT
AND RESEARCH
-
Assesment (penelitian)
Ketika bekerja di
Pusat Penelitian Gerontology dari National Institutes of Health di
Baltimore, Maryland; Robert McCrae dan Costa Paul memulai sebuah program yang mengidentifikasi
lima faktor kepribadian. Faktor-faktor ini dikonfirmasi melalui berbagai teknik penilaian termasuk penilaian
peringkat diri seseorang, tes objektif, dan laporan dari
pengamat. Para peneliti kemudian mengembangkan tes kepribadian, NEO
Personality Inveriority, menggunakan
singkatan yang berasal dari inisial dari tiga faktor yang
pertama. Di dalam penelitian ditemukan faktor-faktor yang sama dari prosedur penilaian
yang berbeda menunjukkan bahwa faktor ini dapat diandalkan sebagai aspek yang
membedakan kepribadian. Lima faktor dan sifat-sifat karakteristik yaitu: Neuroticism,
Extroversion, Opennes, Agrebleness, Conscientiousness.
Peneliti lain, mengikuti jejak yang dilakukan oleh McCrae
dan Costa, yang mengembangkan
daftar periksa kata sifat yang telah terbukti menjadi langkah-langkah dari lima
faktor
tersebut. Peserta
dalam penelitian menanggapi daftarnya
memilih kata yang paling menggambarkan diri mereka. Satu daftar tersebut menggunakan 100 kata sifat untuk
mengukur lima faktor; yang lain hanya menggunakan 40. pendekatan lain berhasil
untuk mengukur lima faktor besar dan sifat kepribadian mereka menggunakan struktur
wawancara yang terdiri dari 120 item yang direspon
secara lisan oleh peserta penelitian.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun tes lainnya telah
diusulkan sebagai cara untuk mengukur kelima faktor, teknik NEO tetap yang paling sering digunakan.
-
Research (penilaian).
Dengan menggunakan metode analisis faktor, Raymond Cattell dan Hans Eysenck menghasilkan daftar sifat-sifat kepribadian yang bervariasi jumlahnya.
Ini tidak menunjukkan kelemahan yang melekat dalam metode
ini, melainkan dalam mencerminkan
cara teori masing-masing memilih untuk mengukur kepribadian. Peneliti
kepribadian kontemporer telah menyatakan ketidakpuasan dengan teori ini,
menunjukkan bahwa penelitian Eysenck itu sederhana dan memiliki
terlalu sedikit faktor, sedangkan penelitian Cattell terlalu rumit dan sulit
untuk ditiru. Upaya untuk mereplikasi penelitian Cattell ini biasanya
menghasilkan tidak lebih dari lima faktor. Pada tahun 1980, di Pusat Penelitian Gerontology dari National
Institutes of Health di Baltimore, Maryland; Robert McCrae dan Costa Paul memulai sebuah program yang
mengidentifikasi lima faktor kepribadian. Faktor-faktor ini dikonfirmasi dengan berbagai teknik
penilaian peringkat diri, tes objektif, dan laporan pengamat. Para peneliti mengembangkan tes kepribadian, Personality
Inventory NEO, nama untuk inisial dari tiga faktor.
Kemiripan yang jelas antara faktor neurotisism dan extraversion McCrae dan Costa diusulkan dan bernama sama ddengan
teori dalam teori Eysenck
itu. Juga, agreeblenss dan conscientiousness dalam model McCrae mewakili kutub yang berlawanan dengan
dimensi Eysenck itu. Openness
to experience memiliki hubungan dengan kecerdasan, dan agreebleness terkait konsep adler
yaitu
kepentingan sosial,
McCrae dan Costa yakin bahwa neurotisism dan extraversion
lebih kuat dipengaruhi oleh faktor keturunan daripada lingkungan. Tiga faktor lainnya yang meskipun harus lebih ditentukan
oleh lingkungan. meskipun mereka juga memiliki komponen genetik. Ini disebut "lima besar" faktor telah secara
konsisten diamati dalam budaya Timur dan Barat.
Sebuah temuan yang berpendapat pada
komponen genetik. Kelima faktor telah terdeteksi baik pada anak-anak dan
pada orang dewasa. Penelitian longitudinal, di mana subjek yang sama diuji
selama enam tahun, menunjukkan dekat tingkat stabilitas di kelima ciri. orang
yang memiliki tinggi agrebleness sebagai anak-anak yang ditemukan akan tetap
sebagai orang dewasa. Extraversion adalah untuk secara positif terkait
untuk kesejahteraan emosional, dan neurotisism negatif
terkait dengan kesejahteraan emosional. Dengan demikian, para peneliti
menyimpulkan bahwa orang yang mmiliki extraversion tinggi
dan memiliki neurotisism rendah secara genetik cenderung untuk kestabilan emosi. Di samping itu, orang-orang yang tinggi dalam agreebleness
dan kesadaran yang lebih besar menunjukkan kesejahteraan emosional. Peneliti lain menemukan bahwa orang-orang yang
memiliki neuroticism tinggi
yang rentan terhadap depresi, kecemasan, dan menyalahkan
diri sendiri.
Tidak semua peneliti kepribadian kontemporer menerima lima
faktor
McCrae dan Costa berpendapat sama
bahwa tidak ada kelompok lima faktor memadai dapat
menjelaskan kompleksitas kepribadian manusia. Peneliti lain setuju bahwa
mungkin hanya ada lima kepribadian utama. tapi mereka tidak setuju pada sifat
yang ada. Namun demikian,
McCrae dan Costa memberikan pendekatan yang menarik dan didukung dengan baik
untuk menggambarkan komposisi kepribadian dan kepentingan relatif dari faktor
keturunan dan lingkungan dalam menentukan sifatnya.
I.
KOMENTAR KELOMPOK
Teori BIG FIVE merupakan salah satu teori kepribadian yang
menggunakan sudut pandang trait. Sebenarnya
mempelajari perilaku dengan menggunakan teori BIG FIVE memiliki nilai praktis, karena dengan mengetahui
trait-trait yang dimiliki seseorang, maka akan mudah untuk mengindentifikasikan
kepribadiannya. Selain itu, dalam teori BIG FIVE trait-trait tersebut pun
dipilah kedalam 5 trait besar, sehingga tidak terlalu sulit untuk menganalisa
kepribadian seseorang lewat sifat-sifat yang dimilikinya.
Namun disisi lain, teori BIG FIVE juga menuai banyak
kritik karena teori ini dinilai hanya mementingkan faktor internal (warisan
biologis) dalam mengkaji perilaku, sedangkan
faktor-faktor eksternal lainnya, misalnya lingkungan, budaya dan lainnya
diabaikan. Padahal sebenarnya faktor-faktor luar ini juga memiliki pengaruh
yang besar dalam pembentukan kepribadian individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar