Halaman

Rabu, 26 Juni 2013

BIGFIVE

A.  SEJARAH TOKOH

Paul t. Costa, jr.
Paul t. Costa lahir di franklin new hampshire pada 28 April tahun 1942. Dia dan robert mccrae mulai berkolaborasi pada tahun 1976. Dia menerima gelar sarjana psikologi nya dari universitas clark dan gelar dokter di human development universitas chicago. Setelah posisi akademik nya di harvard dan universitas massachusetts di boston, dia bergabung dengan nia untuk meresmikan stress and coping section. Dari tahun 1985 sampai 2009 ia adalah kepala laboratorium kepribadian dan kognisi (sekarang laboratorium behavioral neuroscience). Minat penelitiannya termasuk pengembangan dewasa, penilaian kepribadian, dan penyakit alzheimer.

Robert r. Mccrae
Robert r. Mccrae lahir di maryville, missouri pada tahun 1949, anak bungsu dari 3 bersaudara. Adalah seorang psikolog kepribadian yang melakukan penelitian penuh di program intramural dari national institute on aging. Minat penelitiannya termasuk struktur kepribadian, penilaian, dan umur pengembangan; pengaruh ciri kepribadian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan, dan universalitas lintas budaya dari ciri kepribadian. Dia menerima gelar ba dalam bidang filsafat dari michigan state university dan gelar ph.d di psikologi kepribadian dari universitas boston.
B.  DEFENISI KEPRIBADIAN
Paul T.Costa. Jr
Kepribadian merupakan penentu penting dari cara-cara orang menghadapi stres.
Robert R.McCrae
Kepribadian adalah dimensi perbedaan individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari pikiran, perasaan, dan tindakan.

C.  STRUKTUR KEPRIBADIAN
Adalah suatu aspek kualitas yang relative stabil yang membedakan antar individu.
1.      Unit analisis yaitu variable dasar untuk memahami kepribadian yang terdiri dari traits, type dan system kepribadian.
a.       Traits adalah respon yang konsisten pada berbagai situasi
1.      Neuroticism = menilai penyesuaian vs ketidakstabilan emosional. mengidentifikasi individu rentan terhadap tekanan psikologis, ide realistis, keinginan yang berlebihan atau dorongan.
2.      Extraversion = menilai kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan stimulasi dan kapasitas untuk kesenangan.
3.      Openness = menilai pencarian proaktif dan apresiasi pengalaman untuk kepentingan diri sendiri, toleransi untuk dan eksplorasi asing
4.      Agreeableness = menilai kualitas dari satu orientasi dalam diri sepanjang rangkaian kesatuan dari rasa iba sampai antagonis di dalam pikiran, perasaan dan perbuatan.
5.      Conscientiousness = menilai tingkat organisasi individu, ketekunan dan motivasi dalam tujuan yang diarahkan oleh perilaku. kontras diandalkan, orang cerewet dengan mereka yang lesu dan ceroboh.
b.      Type adalah traits yang dikelompokkan dalam karakteristik tertentu. Terdapat 2 karakteristik trais yaitu
1.      Karakteristik berdasarkan skor tinggi
-          Neuroticism = khawatiran, gugup, merasa tidak aman, tidak sesuai, emosional dan suka bersedih tanpa alasan.
-          Extraversion = supel, aktif, banyak bicara, suka berorientasi, fun-loving, memiliki kasih sayang.
-          Openness = memiliki rasa ingin tahu, aneh, ketertarikan yang besar, kreatif,alami, imajinatif, modern.
-          Agreeableness = berhati lembut, baik hati, saling percaya, penolong, pemaaf, mudah tertipu,jujur
-          Conscientiousness = terorganisi, dapat diandalkan, pekerja keras, disiplin diri, tepat waktu, teliti, rapi, tekun dan ambisius.
2.      Karakteristik berdasarkan skor rendah
-          Neuroticism = tenang, santai, tidak emosional, tabah, aman, puas diri
-          Extraversion = pendiam, sederhana, pemurung, penyendiri, focus pada tugas, pemalu
-          Openness = konvensional, rendah hati, memiliki kepentingan yang sempit, tidak artistic dan tidak analitik
-          Agreeableness =  sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif, dendam, kejam, pemarah, manipulative
-          Conscientiousness = tidak ada tujuan, tidak dapat diandalkan,pelamas, ceroboh, teledor, lalai,berkemauan lemah, hedonistic.
c.       System adalah kumpulan berbagai bagian-bagian yang saling berkaitan dalam menghasilkan suatu fenomena perilaku.

2.      Hirarki = struktur kepribadian
Setiap big five factor terdiri dari enam aspek yaitu
a.       Neuroticism = kecemasan, kesadaran diri, depresi, kerentanan, impulsive, marah yang menuju pertengkaran
b.      Extraversion = mudah bergaul, tingkat aktivitas, ketegasan, pencari kesenangan, emosi positif, kehangantan.
c.       Openness to new experience = berkhayal, suka keindahan, perasaan, ide, perlakuan, martabat.
d.      Agreeableness = jujur, percaya, lebih mementingkan kepentingan orang lain, kesederhanaan, lembut pikiran, kerelaan.
e.       Conscientiousness = orang yang disiplin, patuh, kompeten, tertib, mempertimbnagkan, prestasi berjuang.

D.  DINAMIKA KEPRIBADIAN
Menurut Allport sifat merupakan unit dasar dari kepribadian. Ia berpendapat bahwa sifat itu ada dan berkedudukan di sistem saraf. Allport dan tokoh big Five lainnya mempresentasikan disposisi kepribadian umum yang menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu situasi ke situasi yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain.
Dinamika Proses Kepribadian dalam teori Big Five pada dasarnya berkembang melalui teori kepribadian Eysenck dan Cattell. Baik teori Eysenck maupun Cattell memiliki asumsi yang sama tentang karakteristik alamiah sifat kepribadian dan kegunaan analisis faktor dalam mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga tokoh pendekatan trait terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisa mengenai jumlah dan dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu mendeskripsikan kepribadian.
Melalui pendapat tersebut big five personality mulai ditemukan. Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg. Mula-mula hanya ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism, extraversion, openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa dan Robert R McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima trait yang sesuai dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu agreeblesness dan conscientiousness.

E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Latar belakang nature dan nurture sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang yakni menyebabkan hasil  respons yang berbeda pada setiap stimulus atau tindakan yang dilakukan kepadanya. Hal ini melahirkan sifat-sifat yang membedakan satu individu dengan yang lain yang disebut dengan traits. Traits didefinisikan sebagai suatu dimensi yang menetap dari karakteristik kepribadian yang membedakan antar individu.  Saat ini para peneliti, khususnya generasi muda, menyetujui teori trait yang dikelompokkan menjadi 5 besar dengan dimensi bipolar (John, 1990; Costa & McCrae, 1992 dalam Pervin & John,2001) yang disebut dengan Big Five. 
Big Five ini dilakukan dengan metode pendekatan yaitu teori traits yang merupakan sebuah model untuk mengidentifikasi trait-trait dasar yang diperlukan untuk menggambarkan suatu kepribadian itu sendiri. Pendekatan pertama berdasarkan self rating pada trait kata sifat tunggal, seperti talkactive, warm, moody, dan sebagainya . Pendekatan kedua berdasarkan self rating pada item-item kalimat, seperti hidupku seperti langkah yang cepat (Larsen & Buss, 2002). Lewis R. Goldberg telah melakukan penelitian secara sistematik dengan menggunakan trait kata sifat tunggal. Taksonomi Goldberg telah diuji dengan menggunakan analisa faktor, yang hasilnya sama dengan struktur yang ditemukan oleh Norman tahun 1963. Menurut Goldberg (1990 dalam Larsen & Buss, 2002), big five terdiri dari:

a. Surgency atau extraversion
b. Agreeableness
c. Conscientiousness
d. Emotional Stability
e. Intellec atau Imagination

F. PERUBAHAN PERILAKU
Skala Trait
Karakteristik skor tinggi
Karakteristik skor rendah
Extraversion
Mengukur kuantitas dan itensitas dari interaksi interpersonal, tingkatan aktivitas, kebutuhan akan dorongan, dan kapasitas dan kesenangan.
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan social, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesame, optimis, fun loving, affectionate.
Tidak ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.
Agreeableness
Mengukur kualitas dari apa yang dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan terhadap orang lain.
Lembut hati, dapat dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut.
Sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif, pedendam, kejam, manipulative.
Neuroticism
Menggambarkan stabilitas emosional dengan cakupan-cakupan perasaan negative yang kuat termasuk kecemasan, kesedihan, irritability dan nervous tension.
Tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah.
Cemas, gugup, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik.
Openness
Gambaran keluasan, kedalaman,dan kompleksitas mental individu dan pengalamannya.
Ingin tahu, minat luas, kreatif, original, imajinatif,untraditional.
Konvensional, sederhana, minat sempit, tidak artistic, dan tidak analitis.
Conscientiousness
Mengukur tingkat keteraturan seseorang, ketahanan dan motivasi dalam mencapai tujuan. Berlawanan dengan ketergantungan, dan kecenderungan untuk menjadi malas dan lemah.
Teratur, dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi, ambisius, dan tekun.
Tidak bertujuan, tidak dapat dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono, tidak disiplin, keinginan lemah, suka bersenang-senang.

G. ISU-ISU PENTING
1.      Free will VS Determinism
Menurut cattel perilaku manusia lebih mengarah ke arah determinsm dibandingkan free will. Ini artinya sifat manusia manusia lebih cenderung dibatasi daripada bebas atau tidak terbatas. Cattel menyatakan bahwa untuk perilaku yang dianggap dapat diprediksi, maka harus ada konsistensi dalam kepribadian. Prediksi terhadap prilaku manusia akan sulit dilakukan jika terdapat spontanitas dalam perilaku manusia. Jika manusia melakukan segala hal dengan spontan atau tidak terbatas, maka akan sangat sulit untuk memprediksi perilaku. Oleh karena itu, Cattel beranggapan sifat-sifat manusia lebih cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada prilaku yang free will (tidak terbatas).

  1. Nature VS Nurture
McCrae dan costa merupakan pendukung “Nature” terkuat. Mereka mengklaim bahwa kepribadian sangat ditentukan oleh warisan biologis (Nature), sedangkan lingkungan (Nurture) hanya memberikan sedikit efek. Anggapan mereka adalah, “sifat kepribadian merupakan disposisi endogen yang mengikuti jalur intrinsik perkembangan yang secara esensial independen dari pengaruh lingkungan. McCrae dan costa menyatakan adanya pendewasaan intrinsik dalam kepribadian. Sifat merupakan ekspresi biologi manusia. Mereka dinyatakan tidak terpengaruh oleh lingkungan, lingkungan hanya memberikan sedikit pengaruh pada masa depan seseorang. Namun, di sisi lain Cattel beranggapan bahwa baik nature (faktor keturunan) maupun nurture (lingkungan sosial) sama-sama memberikan kontribusi yang sama dalam mempengaruhi kepribadian seseorang. Penelitiannya telah menunjukkan dampak kuantitatif dari faktor keturunan dan lingkungan terhadap berbagai sifat.

  1. Past VS Present
Menurut Cattel, baik pengalaman masa lalu (past experiences) dan peristiwa-peristiwa yang baru (present experience), keduanya sama-sama mempengaruhi kepribadian seseorang. Bagi Cattel, pengalaman masa kanak-kanak memang berpengaruh, namun ini tidak menutup kemungkinan seseorang untuk dapat memodifikasi kehidupannya di masa mendatang.
  1. Uniqueness VS Universality
Dalam teori big five, dikatakan memiliki Uniqueness karena mempunyai trait dengan keunikannya masing-masing. Dan setiap trait ini juga mempunyai ciri atau facetnya masing-masing. Dikatakan universal adalah karena menurut teori ini, kelima trait ini dimiliki oleh semua individu. Universality ini  merupakan ciri kepribadian secara umum, dan menjadi acuan dalam menentukan, mengidentifikasi kepribadian tiap individu. Cattel berpandangan bahwa uniqueness dan universality memiliki posisi yang seimbang. Tidak ditemukan ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya dan ciri sifat unik (uniqueness) yang biasanya menggambarkan setiap individu.
  1. Equilibrium VS Growth
Dalam teori ini, equilibrium dan growth memiliki posisi yang seimbang. Disini tidak terlalu banyak dijelaskan bagaimana teori ini memberikan keterangan tentang keseimbangan dan pertumbuhan dalam hidup manusia dengan pembentukan kepribadian. Dimana, keseimbangan dan pertumbuhan ini melibatkan kepentingan dan akhir dari tujuan hidup manusia. Tetapi,McCrae dan Costa yakinsetiap orang memiliki level tertentu dari masing-masing five factor, kemudian akan mempengaruhi pengalaman dan perkembangan kepribadian psikologis.
  1. Optimistic VS Pessimistic     
Optimism adalah kepribadian manusia sangat positif dan penuh harapan. Awalnya menurutCattel, dia sangat optimis tentang adanya suatu kemampuan dalam setiap orang untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial. Cattel memperkirakan bahwa manusia seharusnya memiliki kesadaran besar untuk mengontrol lingkungan hidupnya. Ia mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan intelegensi manusia bersamaan dengan perkembangan kehidupan komunitas yang lebih ramah sebagai kreatifitas warga negara yang menduduki suatu tempat. Pada kenyataannya, harapan Cattel tersebut tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus percaya bahwa sifat perilaku manusia dan masyarakat mengalami kemunduran.

H. ASSESMENT AND RESEARCH
-          Assesment (penelitian)
Ketika bekerja di Pusat Penelitian Gerontology dari National Institutes of  Health di Baltimore, Maryland; Robert McCrae dan Costa Paul memulai sebuah program yang mengidentifikasi lima  faktor kepribadian. Faktor-faktor ini dikonfirmasi melalui berbagai teknik penilaian termasuk penilaian peringkat diri seseorang, tes objektif, dan laporan dari pengamat. Para peneliti kemudian mengembangkan tes kepribadian, NEO Personality Inveriority, menggunakan singkatan yang berasal dari inisial dari tiga faktor yang pertama. Di dalam penelitian ditemukan faktor-faktor yang sama dari prosedur penilaian yang berbeda menunjukkan bahwa faktor ini dapat diandalkan sebagai aspek yang membedakan kepribadian. Lima faktor dan sifat-sifat karakteristik yaitu: Neuroticism, Extroversion, Opennes, Agrebleness, Conscientiousness. 
Peneliti lain, mengikuti jejak yang dilakukan oleh McCrae dan Costa, yang mengembangkan daftar periksa kata sifat yang telah terbukti menjadi langkah-langkah dari lima faktor tersebut. Peserta dalam penelitian menanggapi daftarnya memilih kata yang paling menggambarkan diri mereka. Satu daftar tersebut menggunakan 100 kata sifat untuk mengukur lima faktor; yang lain hanya menggunakan 40. pendekatan lain berhasil untuk mengukur lima faktor besar dan sifat kepribadian mereka menggunakan struktur wawancara  yang terdiri dari 120 item yang direspon secara lisan oleh peserta penelitian. Penting untuk dicatat bahwa meskipun tes lainnya telah diusulkan sebagai cara untuk mengukur kelima faktor, teknik NEO tetap yang paling sering digunakan.

-          Research (penilaian). 
Dengan menggunakan metode analisis faktor, Raymond Cattell dan Hans Eysenck menghasilkan daftar sifat-sifat kepribadian yang bervariasi jumlahnya. Ini tidak menunjukkan kelemahan yang melekat dalam metode ini, melainkan dalam mencerminkan cara teori masing-masing memilih untuk mengukur kepribadian. Peneliti kepribadian kontemporer telah menyatakan ketidakpuasan dengan teori ini, menunjukkan bahwa penelitian  Eysenck itu sederhana dan memiliki  terlalu sedikit faktor, sedangkan penelitian Cattell terlalu rumit dan sulit untuk ditiru. Upaya untuk mereplikasi penelitian Cattell ini biasanya menghasilkan tidak lebih dari lima faktor. Pada tahun 1980, di Pusat Penelitian Gerontology dari National Institutes of Health di Baltimore, Maryland; Robert McCrae dan Costa Paul memulai sebuah program yang mengidentifikasi lima faktor kepribadian. Faktor-faktor ini dikonfirmasi dengan berbagai teknik penilaian peringkat diri, tes objektif, dan laporan pengamat. Para peneliti mengembangkan tes kepribadian, Personality Inventory NEO, nama untuk inisial dari tiga faktor.
Kemiripan yang jelas antara faktor neurotisism dan extraversion McCrae dan Costa diusulkan dan bernama sama ddengan teori dalam teori Eysenck itu. Juga, agreeblenss dan conscientiousness dalam model McCrae mewakili kutub yang berlawanan dengan dimensi Eysenck itu. Openness to experience memiliki hubungan dengan kecerdasan, dan agreebleness terkait konsep adler yaitu kepentingan sosial,
McCrae dan Costa yakin bahwa neurotisism dan extraversion lebih kuat dipengaruhi oleh faktor keturunan daripada lingkungan. Tiga faktor lainnya yang meskipun harus lebih ditentukan oleh lingkungan. meskipun mereka juga memiliki komponen genetik. Ini disebut "lima besar" faktor telah secara konsisten diamati dalam budaya Timur dan Barat.
Sebuah temuan yang berpendapat pada komponen genetik. Kelima faktor telah terdeteksi baik pada anak-anak dan pada orang dewasa. Penelitian longitudinal, di mana subjek yang sama diuji selama enam tahun, menunjukkan dekat tingkat stabilitas di kelima ciri. orang yang memiliki tinggi agrebleness sebagai anak-anak yang ditemukan akan tetap sebagai orang dewasa. Extraversion adalah untuk secara positif terkait untuk kesejahteraan emosional, dan neurotisism negatif terkait dengan kesejahteraan emosional. Dengan demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa orang yang mmiliki extraversion tinggi dan memiliki neurotisism rendah  secara genetik cenderung untuk kestabilan emosi. Di samping itu, orang-orang yang tinggi dalam agreebleness dan kesadaran yang lebih besar menunjukkan kesejahteraan emosional. Peneliti lain menemukan bahwa orang-orang yang memiliki neuroticism tinggi yang rentan terhadap depresi, kecemasan, dan menyalahkan diri sendiri.
Tidak semua peneliti kepribadian kontemporer menerima lima faktor McCrae dan Costa berpendapat sama bahwa tidak ada kelompok lima faktor memadai dapat menjelaskan kompleksitas kepribadian manusia. Peneliti lain setuju bahwa mungkin hanya ada lima kepribadian utama. tapi mereka tidak setuju pada sifat yang ada. Namun demikian, McCrae dan Costa memberikan pendekatan yang menarik dan didukung dengan baik untuk menggambarkan komposisi kepribadian dan kepentingan relatif dari faktor keturunan dan lingkungan dalam menentukan sifatnya.

I.     KOMENTAR KELOMPOK
Teori BIG FIVE merupakan salah satu teori kepribadian yang menggunakan sudut pandang trait. Sebenarnya  mempelajari perilaku dengan menggunakan teori BIG FIVE  memiliki nilai praktis, karena dengan mengetahui trait-trait yang dimiliki seseorang, maka akan mudah untuk mengindentifikasikan kepribadiannya. Selain itu, dalam teori BIG FIVE trait-trait tersebut pun dipilah kedalam 5 trait besar, sehingga tidak terlalu sulit untuk menganalisa kepribadian seseorang lewat sifat-sifat yang dimilikinya.
Namun disisi lain, teori BIG FIVE juga menuai banyak kritik karena teori ini dinilai hanya mementingkan faktor internal (warisan biologis) dalam  mengkaji perilaku, sedangkan faktor-faktor eksternal lainnya, misalnya lingkungan, budaya dan lainnya diabaikan. Padahal sebenarnya faktor-faktor luar ini juga memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian individu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar