Halaman

Selasa, 25 Juni 2013

pecah-pecah cahaya








kita terlahir
dengan kerumitan proses
tak mau tau asal pertama itu bermula
atau mungkin terlalu sulit untuk dimengerti

ke dunia yang terlihat biru dari jauh
aku percaya disana tempatku
ketika aku membuka mata



sudah ku imani ini surga
bernafas lega tanpa upah
rumput basah pun punya makna
beginilah aku
dengan segala kepercayaanku
kepolosan untuk menolak bumi itu bulat

aku bercerita
bukan untuk membagi
siapapun paham itu, bila dia benda mati
segala didekat ku
bernafas untuk menjaga ku
bahkan dewa dunia ini
ku sebut namanya setiap detak
bilamana aku resah
menanti guyuran hujan yang rapi
menunggu dipeluk angin beraroma
waktu masih panjang
menurutku





berkat yang terberi
tak pernah aku hindari
besuk rasa yang mulai hilang
aku kembali ke rel itu
rel yang memang tercipta untukku
dari sang dewa dunia
puluhan juta detik kulewati
isak dan pipi tertarik jadi kebiasaanku


dewa
terimakasih untuk dua penjaga ku
sekaligus hidupku
dan jiwa-jiwa di sekitarku
ini adalah terbaik selalu
selalu baru

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


hai tuan
ku sapa lagi setelah lama tak melihatmu
dimana kau bersembunyi?
dengan kue coklat dan satuan lilin menyala

hangat sekali malam ini ya tuan
aku mau ulangtahun setiap hari
terkepung asap tiupan lilin
asal itu didepan matamu


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar