Holy Glory
Tersebut ku spontan
Rindu ku juga sama
Spontan terbayar kontan
Kita bukan hanya kata
Bukan hanya gelas-gelas berisi
alkohol
Yang terpaksa kau teguk karena
menunggu ku, mungkin.
Sandiwara? Bisa saja
Pura-pura? Yaaa bisa saja
Jujur? Aku selalu berusaha
Pasti? Bukan aku Tuan nya
Gelakmu memang jarang ku dengar, tapi
ketika aku tuli, desibel itu yang mampu sampai ke telinga dalam ku
Gombal ku ini bukan harus kau maknai,
apalagi kau percaya
Tuhan saja kadang kau ragukan bukan?
Hai kamu yang selalu menyebutku kamu,
kalau aku tidak kegeeran
Aku mau tak pandai berenang supaya
tenggelam dalam katamu
Luapan emosi rindu itu menghasilkan
kata-kata bersuara merdu yang kau sebut sandiwara
Untukku, itu Aurora
Langit memang punya banyak benda
bercahaya, mereka sudah mendapat ijin ku terlebih dahulu untuk menemani mu
menunggu Fajar
Kadang, aku cemburu
Harusnya aku yang menemani mu
Tapi aku bukan Aurora
Aku Matahari(katamu)
Hahhahahahhahahahahaha
Minyak-minyak mengering di wajahku
karena terlalu lama menunggu mu dibawah langit cerah
Angin entah kemana, mungkin sedang
menghalang asap-asap dari batang berapi yang menikmati bibir mu, supaya tak
menghitamkan pipi mu
Hahhhhh aku memuja mu sudah lama
Memuja setiap bagian yang kau anggap
biasa saja, termasuk
dinding-dinding yang mulai mengarat
itu
Aku mengijinkan mu untuk mengatakan
sandiwara kata apapun, bahkan lebih dari 140 karakter
Tapi kau perlu berusaha lebih keras
untuk mendapatkan ijin ku mengatakan ‘selamat tinggal’
...............................................................................................................................
:*