Halaman

Jumat, 24 Januari 2014

SUDAH LAMA

Holy Glory
Tersebut ku spontan
Rindu ku juga sama
Spontan terbayar kontan

Kita bukan hanya kata
Bukan hanya gelas-gelas berisi alkohol
Yang terpaksa kau teguk karena menunggu ku, mungkin.
Sandiwara? Bisa saja
Pura-pura? Yaaa bisa saja
Jujur? Aku selalu berusaha
Pasti? Bukan aku Tuan nya

Gelakmu memang jarang ku dengar, tapi ketika aku tuli, desibel itu yang mampu sampai ke telinga dalam ku
Gombal ku ini bukan harus kau maknai, apalagi kau percaya
Tuhan saja kadang kau ragukan bukan?

Hai kamu yang selalu menyebutku kamu, kalau aku tidak kegeeran
Aku mau tak pandai berenang supaya tenggelam dalam katamu
Luapan emosi rindu itu menghasilkan kata-kata bersuara merdu yang kau sebut sandiwara
Untukku, itu Aurora
Langit memang punya banyak benda bercahaya, mereka sudah mendapat ijin ku terlebih dahulu untuk menemani mu menunggu Fajar
Kadang, aku cemburu
Harusnya aku yang menemani mu
Tapi aku bukan Aurora
Aku Matahari(katamu)
Hahhahahahhahahahahaha
Minyak-minyak mengering di wajahku karena terlalu lama menunggu mu dibawah langit cerah
Angin entah kemana, mungkin sedang menghalang asap-asap dari batang berapi yang menikmati bibir mu, supaya tak menghitamkan pipi mu

Hahhhhh aku memuja mu sudah lama
Memuja setiap bagian yang kau anggap biasa saja, termasuk
dinding-dinding yang mulai mengarat itu

Aku mengijinkan mu untuk mengatakan sandiwara kata apapun, bahkan lebih dari 140 karakter
Tapi kau perlu berusaha lebih keras untuk mendapatkan ijin ku mengatakan ‘selamat tinggal’
...............................................................................................................................
:*

1 komentar: